Bencana Bukan Kebetulan

Jika dirunut, sudah kesekian kalinya bencana alam menimpa negeri tercinta ini. Peristiwa alam ini bukanlah suatu kebetulan. Reaksi alam adalah refleksi dari alam kepada manusia di sekitarnya. Ketika hutan habis ditebangi, tidak ada lagi yang memberikan keteduhan pada bumi, maka panas yang diserap dari matahari "dikeluarkan" lagi dari bumi. Sehingga manusia merasakan "dipanggang" dari atas dan bawah. Begitu pula ketika hujan, mengakibatkan banjir. Manusia "direndam" sampai atap rumah.

Ketika waduk pembangkit tenaga listrik tidak beroperasi optimal, karena endapan lumpur mengurangi debit airnya maka setiap konsumen harus merasakan pemadaman bergilir. Hal yang sama juga ditunjukkan kepada mereka yang menebangi jalur hijau di sepanjang bantaran waduk.

Alam tidak bisa diajak berpolitik atau akal-akalan. Apapun alasannya, hukum alam jelas dan pasti. Alam memiliki semuanya, termasuk manusia adalah miliknya, karena berada didalamnya. Tetapi manusia tidak merasa demikian, manusialah yang mencoba mengatur alam karena merasa lebih berkuasa.

Namun, alam pun masih memiliki kebijaksanaan, tidak semena-mena. Alam selalu memberi peringatan dini melalui berbagai tanda-tandanya. Hukum alam adalah hukum keselarasan, keseimbangan. Prinsip keadilannya adalah mengurangi yang lebih dan menambahkan yang kurang. Manusia kekurangan pasir, maka gunung dengan senang hati memberikannya. Alam tidak pernah berbohong. Apa yang ditanam itulah yang dihasilkan, alam tidak pernah melakukan manipulasi hasil. Manusia menanam padai, maka padilah yang hasilnya. Manusia menanam beton, maka betonlah yang menimpanya. Namun belum pernah bumi menghasilkan buah semangka berdaun sirih. Ada lagunya tetapi tidak ada bibitnya.

Tjokorda Bagus Putra M.
Jl. Bentaka, Gang Mawar 11A,
Kuta Utara, Badung

dari surat pembaca pada harian balipost 29 oktober 2010

Rudraksha...

Di Indonesia, Rudraksha lebih dikenal dengan nama Jenitri, Ganitri ataupun Genitri.


Sejarah Pohon Jenitri Sampai Ke Indonesia
Sekitar 150 tahun lalu orang India itu tinggal di Kauman, Kebumen. Dia menitipkan pohon jenitri kepada seseorang santri yang mengaji di masjid daerah Kauman tersebut. Orang India itu lalu memberikan bimbingan dari mulai menanam pohonnya hingga panen buah jenitri.

Orang India yang namanya diganti Mukti itu juga menampung buah jenitri untuk dibawa ke negaranya. Dia menghargai satu butir jenitri begitu tinggi. Hingga kemudian yang menanam pohon jenitri itu bertambah banyak dan lahannya makin luas. Masyarakat Desa Penusupan pun kemudian beramai-ramai menanam pohon jenitri.

Cara menanam juga perlu diperhatikan. Terlebih dahulu membuat lubang selebar 30 cm, dengan kedalaman sekitar 30 cm. Lubang tersebut diberi pupuk kandang dan dibiarkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10 hari. Selanjutnya ditanam dan diberi pupuk untuk kali pertama. Pohon jenitri juga bisa ditanam di pot.

Apa itu Jenidri ?
Rudraksha-sebutan jenitri di India adalah tanaman setinggi 25-30 m dengan batang tegak dan bulat berwarna cokelat. Sepanjang tepi daunnya bergerigi dan meruncing di bagian ujung. Dalam bahasa India, rudraksa berasal dari kata rudra berarti Dewa Siwa dan aksa berarti mata. Sehingga arti keseluruhan: mata Siwa. Sesuai namanya, orang

Hindu meyakini rudraksa sebagai air mata Dewa yang menitik ke bumi.

Tetesan air mata itu tumbuh menjadi pohon rudraksa.

Mata Siwa
Di Indonesia, biji titisan Dewa Siwa itu populer dengan nama ganitri, genitri, atau jenitri. Indonesia merupakan pengekspor dan produksen terbesar di dunia. Pohon jenitri atau bahasa latinnya Elaeocarpus ganitrus banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Timor. Indonesia memasok 70% kebutuhan jenitri yang diekspor dalam bentuk butiran biji. Sebanyak 20% pasokan lainnya dari Nepal. Sedangkan India, negara paling banyak menggunakan rudaksa hanya memproduksi 5%.

Menurut Ir. Komari, peneliti dari Pusat Penelitian Institut Teknologi Bandung, biji-biji jenitri keras dan awet, bisa digunakan untuk 8 generasi. Kecuali ukuran, setiap biji memiliki jumlah lekukan atau mukhis berbeda. Jumlahnya bervariasi mulai dari 1 hingga 21 mukhis yang memiliki perbedaan arti.

TINGKATAN JENIDRI
(Mukis yaitu jumlah serat jenidri / garis lekukannya)
(Mukhis rata 2 dibawah 8)
(Mukhis istimewa 8-30 makin tinggi makin langka)

Semakin banyak mukhis harganya kian tinggi.

Manfaat jenitri bukan sekadar alat ‘hitung’ dalam berdoa laiknya tasbih bagi kaum Muslim atau rosario bagi umat Nasrani.

Biji jenitri juga berfungsi menghilangkan stres ????

Itu dibuktikan oleh Dr Suhas Roy dari Benaras Hindu University. Penelitiannya mengungkap “utrasum bead“ -sebutan jenitri di Amerika-biji jenitri mengirimkan sinyal secara beraturan ke jantung ketika digunakan sebagai kalung. Ia mengatur aktivitas otak yang mengarah pada kesehatan tubuh.

Efek itu diperoleh lantaran biji sima-sebutan jenitri di Sulawesi Selatan-memiliki sifat kimia dan fisik berupa induksi listrik, kapasitansi listrik, pergerakan listrik, dan elektromagnetik. Karena itu biji jenitri mempengaruhi sistem otak pusat saat menyebarkan rangsangan bioelektrokimia. Hasilnya, otak merasa tenang dan menghasilkan pikiran positif.

Sebetulnya, komposisi kimia jenitri tak beda jauh dengan buah lainnya. Antara lain 50,024% karbon, 17,798% hidrogen, 0,9461% nitrogen, dan 30,4531% oksigen. Beberapa elemen mikro dalam biji tanaman anggota famili Elaeocarpaceae itu adalah aluminum, kalsium, klorin, tembaga, kobalt, nikel, besi, magnesium, mangan, dan fosfor.

Panasea
Pembeda jenitri dan buah lain terungkap melalui riset Institut Teknologi India. Jenitri memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48. Saat digunakan untuk berdoa, misalnya, jenitri memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin.

Gara-gara itulah jenitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.

Jenitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Waw


Cara Pakai :
Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan. Caranya? Biji jenitri direndam semalam lalu diminum saat perut kosong.

Itu terbukti efektif meredam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Dalam 7 hari, tekanan darah turun bila dibarengi dengan mengalungkan jenitri di leher. Khasiat lain, jenitri berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan.

Begitulah riset sahih Singh RK dari Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University, India. Ia menggunakan berbagai larutan seperti petroleum eter, benzena, kloroform, asetone, dan etanol untuk melarutkan 200 mg/kg buah jenitri kering. Larutan jenitri hasil perendaman selama 30-45 menit itu menunjukkan sifat antipembengkakan radang akut dan nonakut pada tikus yang dilukai.

Di luar itu, jenitri menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi.

Uji praklinis yang melibatkan babi sebagai satwa percobaan, membuktikan jenitri mencegah kerusakan paru-paru. Sebelumnya, babi diinduksi pemicu luka, histamin, dan asetilkoline aerosol. Meski diberi zat perusak paru-paru, organ pernapasan babi-babi itu tetap baik.

Duduk perkaranya karena glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam jenitri melindungi paru-paru. Keempat zat organik itu juga bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif enyah oleh ekstrak jenitri antara lain Salmonella typhimurium, Morganella morganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigela sonneii. Waw mantep gan !!!!

Menurut A B. Ray dari Department of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University, India, alkaloid yang terkandung dalam jenitri: pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine, dan elaeocarpiline. Senyawa itu berkhasiat meluruhkan lemak badan. Caranya, 25 gram buah Elaeocarpus ganitrus kering, dicuci dan direbus dalam 1 gelas air sampai air rebusan tersisa separuh. Setelah air rebusan dingin, saring, lalu minum sekaligus. lagi dah!!!!
Pengisap polutan

Cuma itu faedah genitri?
Ada lagi peran lain yang dimainkan oleh genitri sebagaimana hasil riset Dwiarum Setyoningtyas dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung: jenitri sebagai penyerap polutan. Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan.

Ke dalam kedua kotak kaca diembuskan emisi gas buang dari hasil pembakaran tiga jenis bahan bakar yang memiliki kandungan biodiesel yang berbeda. Yaitu 10% biodiesel (B-10), 5% biodiesel (B-5), dan 0% biodiesel (B-0) sebagai pembanding. Hasilnya, tingkat pencemaran dari ketiga jenis emisi bahan bakar dalam kotak kaca berisi jenitri tercatat lebih rendah (sulfur oksida 0,81 ? 0,38 ppm, nitrogen oksida 0,49 ? 0,01 ppm, dan karbon monoksida 1,36 ? 0,71 ppm).

Bandingkan dengan kotak kaca tanpa jenitri yang pencemarannya lebih tinggi. Untuk ke-3 zat kimia itu masing-masing 5,15 ? 1,77 ppm, 0,75 ? 0,15 ppm, dan 2,34 ? 1,36 ppm. Kesimpulannya genitri berperan menurunkan tingkat pencemaran. Itu sebabnya, ‘Jenitri digunakan sebagai pohon pelindung di sepanjang jalan Bandung-Lembang,’ kata Eka Budianta, budayawan.



Informasi selengkapnya bisa dilihat di http://unikboss.blogspot.com/2010/10/asal-usul-buah-genitri-dengan-harga.html

Ketika aku sudah tua

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

TUHANMU ADALAH TUHANKU

Begitu banyak perdebatan dan permasalahan yang timbul di dalam negeri ini. Hal ini banyak disebabkan karena perbedaan-perbedaan yang sangat sepele (menurut saya) seperti perbedaan suku dan agama (keyakinan). Bahkan banyak yang sampai bentrok hingga saling bunuh untuk membela keyakinan mereka ataupun Tuhan yang mereka yakini. Di forum-forum juga sering kita lihat orang-orang pada berdebat soal agama dan keyakinan yang mereka anggap paling benar, sedangkan yang lainnya salah dan orang lain harus juga mengikuti apa yang mereka yakini.

Hal ini terkadang saya sendiri bingung memikirkan hal itu karena melihat mereka yang berdebat ataupun bertikai. Apa dan siapakah sebenarnya yang mereka bela ?? Agama ataukah Tuhan yang mereka yakini ?? Sedangkan mereka sendiri tidak tahu apa dan siapakah Tuhan itu yang sebenarnya. Mereka hanya memperoleh pengetahuan tentang Tuhan itu dari Kitab-kitab suci yang hanya memberikan tuntunan tentang jalan menuju Tuhan itu sendiri. Untuk dapat mengerti dan memahami tuntunan itu sendiri sebenarnya tidaklah mudah, karena memerlukan kesadaran, kebijaksanaan dan kerendahan hati yang amat sangat tinggi. Sedangkan hal itu sangat sulit untuk dicapai bahkan oleh orang-orang yang sudah kita anggap orang suci. Orang yang masih memiliki sifat tamak, egois dan pemarah tidak akan pernah bisa mengerti maksud dari tuntunan yang dimaksudkan dengan benar. Hal inilah yang banyak kita lihat pada saat ini. Banyak orang yang masih memiliki sifat tamak, egois ataupun pemarah selanjutnya belajar agama dan mereka belum bisa menghilangkan sifat-sifat tersebut. Setelah selesai belajar, mereka langsung mencoba mengajarkan apa yang diperoleh kepada orang lain dan ingin agar apa yang mereka pelajari bisa diikuti oleh orang lain. Hal inilah yang salah, karena bisa mengaburkan maksud dan tujuan tuntunan yang sebenarnya. Kadangkala orang-orang seperti ini bisa menjadi orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mencari pembenaran atas hal-hal salah yang mereka lakukan serta mengatakan atas dasar tuntunan kitab suci.

Jadi menurut saya, yang paling baik untuk memulai mempelajari tuntunan kita suci (agama) adalah terlebih dahulu kita harus belajar merendahkan dan membuka hati, hilangkan ego dan sifat ke-aku-an yang masih ada di dalam diri kita. Setelah bisa melakukan hal itu, baru kita mulai mencari tuntunan untuk mencari dan mengenal jalan Tuhan. Tentulah dengan demikian segala perbedaan yang ada malah akan menjadi hiasan yang memperindah jalan yang kita tempuh untuk menemukan TUHAN.

Dari sanalah saya sendiri mulai mendapat kesadaran bahwa Tuhan yang dipuja oleh setiap orang, setiap umat (dari agama/keyakinan apapun) adalah juga Tuhan yang saya puja. Saya tidak mungkin menduakan ataupun memuja banyak TUHAN karena beliau itu hanya satu. TUHAN itu ada dimana-mana, memenuhi semua tempat, ada di setiap benda ataupun setiap mahluk yang ada di alam semesta ini (tidak hanya di bumi). Tuhan itu seperti air yang selalu memberikan kesegaran dan bisa berwujud seperti apa saja sesuai tempat beliau berada. Tuhan bisa menjadi cahaya yang memberikan terang kepada seluruh umat manusia dan mahluk di alam semesta dan bahkan Tuhan juga bisa menghancurkan segala hal bahkan alam semesta beserta seluruh isinya.

Dari pemahaman itulah saya mengatakan bahwa "TUHANMU ADALAH TUHANKU, walaupun kau menganggap TUHANKU BUKANLAH TUHANMU". Semua perbedaan menjadi langsung langsung hilang karena saya menganggap semua manusia adalah sama dan mereka adalah mahluk ciptaan TUHAN, bahkan TUHAN juga ada di dalam diri mereka (TUHAN yang membuat mereka menjadi mahluk yang hidup ataupun benda yang mati di muka bumi ini). Dari sana pula saya terus belajar untuk mencintai semua manusia dan seluruh ciptaan TUHAN lainnya. Tetapi saya tidak pernah menyukai pikiran dan perbuatan salah yang mereka lakukan...

Kitab Suci dari suatu Agama atau keyakinan hanyalah ajaran yang memberikan kita tuntunan, tentunya bisa saja membuat orang yang membacanya salah dalam mengartikan maksud yang sebenarnya. Jadi didalam mempelajarinya, kita harus lebih berhati-hati dan lebih bijaksana di dalam menafsirkan maksud yang tersirat di dalamnya agar tidak salah jalan.

Semoga kita semua selalu dalam damai....

Raja dengan 4 Istri...

Dahulu kala... dikisahkan ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri.

Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri. Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya. Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akanselalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri ketiga karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu. Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.

Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat. Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri? Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku? "Tidak akan!" balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya. Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya,?Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku? "Tidak!" sahut sang isteri. "Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!" Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.

Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku? "Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu!" jawab isteri keduanya. "Yang bisa aku lakukan,hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu." Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara berkata: "Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi." Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi. Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, "Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan!"

Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai 4 isteri dalam hidup kita....
Isteri keempat kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang telah kita habiskan untuknya.
Kemudian, Isteri ketiga kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.
Sedangkan, isteri kedua kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.
Dan akhirnya, isteri pertama kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu.

Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.
Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang! Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia.

Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi dan menjadi renungan kita semua di dalam hidup ini
(dikutip dari email yang dikirim teman...)


salam

LEAK

dikutip dari HDnet

Kata leak sudah mendarah daging di benak masyarakat hindu di Bali atau asal Bali yang tinggal di perantauan sebab kata-kata ini sangat sering kita dengar dan membuat bulu kuduk merinding atau hanya sekedar ga berani keluar malam gara-gara kata "leak" ini. Begitu juga keributan sering terjadi antar tetangga gara-gara seorang nenek di sebelah rumah di tuduh bisa ngeleak. Ironisnya lagi yang menyebut si A atau B bisa ngeleak adalah sekelas balian sonteng, dan sebangsanya. Bahkan bayi menangis tengah malam, yang mungkin kedinginan atau perut kembung yang tidak di ketahui oleh ibunya, juga tuduhannya pasti "amah leak" apalagi kalau yang bilang balian sakti, wah pasti tokcer.. Sedemikian parahkah, atau sangat saktikah leak tersebut, dan kalau saya tanya kepada pembaca semua pernahkah melihat leak, atau paling tidak mayat leak (paling yang ada mayat manusia). Apakah hal itu tidak lebih sebuah anggapan yang perlu di telusuri kebenarannya, sebab arti kata leak itu sendiripun kita jarang yang tahu. Asumsi kita tentang leak paling-paling rambut putih dan panjang, gigi bertaring, mata melotot, dan identik dengan wajah seram.. Hal inilah yang membuat kita semakin tajam mengkritik leak dengan segala sumpah serapah, atau hanya sekedar berpaling muka bila ketemu dengan orang yang bisa ngeleak Pada dasarnya ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut dengan leak, yang ada adalah LIYA, AK yang berarti lina aksara (memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu). Kekuatan aksara ini disebut panca gni aksara, siapapun manusia yang mempelajari kerohanian merk apapun apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya ( aura). Cahaya ini bisa keluar melalui lima pintu indra tubuh , telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan. Pada umumya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut, sehingga apabila kita melihat orang ngelekas di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut. Pada prinsipnya ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang, yang di pelajari adalah bagaimana dia mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut. Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo, kata ngelekas artinya kontraksi batin agar badan astral kita bisa keluar, ini pula alasannya orang ngeleak apabila sedang mempersiapkan puja batinnya di sebut "angeregep pengelekasan".

Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum di sebut "ndihan" bola cahaya melesat dengan cepat. Ndihan ini adalah bagian dari badan astral manusia, badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya, sebab tidak semua orang bisa melihat ndihan, juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak. Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati, orang ngeleak hanya shopingnya di kuburan ( pemuhunan) apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya, begini bunyi doanya leak memberikan berkat, "ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah.." sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta. Nah..di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam dikatakan leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.


KENAPA HARUS DI KUBURAN ?

Paham leak adalah apapun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan. Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat yang tersuci selain di kuburan, kenapa demikian di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit, bagi penganut tantric bermeditasi di kuburan di sebut meditasi "KAVALIKA". Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang meyeramkan, ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar "tatwaning ulun setra" sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa. Sang Buda kecapi, Mpu kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan, di Jawa tradisi ini di sebut "TIRAKAT". Di Bali ada beberapa daerah yang terkesan lucu mengganggap kuburan adalah tempat sebel, leteh, ketika ada orang meninggal, atau ngaben, tidak boleh sembahhyang ke pura karena sebel, padahal.. kalau ngaben kita juga mengahaturkan panca sembah kepada Hyang Widi di kuburan, lantas di mana letak beda sebel Pura dan sebel kuburan bagi TUHAN ? itu hanya awig-awig manusia.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari, ada tujuh tingkatan leak, leak barak (brahma) ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api, leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah, leak siwa klakah inilah yang tertinggi, sebab dari ke tujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya. Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu, di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan, sama halnya seperti pistol salah pakai berbahaya. Makanya kestabilan emosi sangat penting, dan di sini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.


BEDA PENESTIAN, PENGIWA, DAN LEAK.

Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang. Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut "PENESTIAN" ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam ini disebut "PENGERANCAB". Adapun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi, setelah emosi barulah dia bereaksi, jadi emosi dijadikan pukulan balik bagi penestian. Dalam ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana, termasuk aji nomoto, he..he.. Aliran ini disebut "pengiwa' ( tangan kiri) kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energy dari belahan badan kiri. Sedangkan ilmu leak dari tangan kanan, makanya disebut penengen (tangan kanan). Pengwia banyak menggunakan rajah-rajah ( tulisan mistik) juga dia pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgen dan di lab, dan yang paling canggih adalah cetik ( racun mistik). Dan aliran ini bertentangan dengan pengeleakan, apabila perang beginilah bunyi mantranya, "ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni.. bla.. bla..".

Jadi kesimpulannya adalah leak tidak perlu di takuti, tidak ada leak yang menyakiti, takutlah terhadap pikiran picik, dengki, sombong, pada diri kita sebab itu sumber pengiwa dalam tubuh kita. Bila tidak diantisipasi tekanan darah jadi naik, dan penyakit tiga S akan kita dapat, Stres, Stroke, Setra. Pada hakekatnya tidak ada ilmu putih dan hitam semua itu hati yang bicara, boleh jadi dasar ilmu yang di anut hitam, namun digunakan untuk kebaikan, dan sangat tercela dasar ilmu putih kita gunakan untuk kejahatan. Sama halnya seperti hipnotis, bagi psikiater ilmu ini untuk penyembuhan, tapi bagi penjahat ilmu ini untuk mengelabui serta menipu seseorang, tinggal kebijaksanaan kita yang berperan. Pintar, sakti, penting namun..ada yang lebih penting adalah kebijaksanaan akan membawa kita berpikir luas, dari pada mengumpat serta takut pada leak yang belum tentu kita ketemu tiap hari.

Sebelum seorang belajar ilmu leak terlebih dahulu harus diketahui otonan orang tersebut ( hari lahir versi Bali) hal ini sangat penting, karena kwalitas dari ilmu yang dianut bisa di ketahui dari otonanya, satu contoh apabila murid mempunyai otonan SUKRA PON MEDANGSIA berarti dewanya adalah Brahma, otomatis karakter orang tersebut cendrung emosional dalam hal apapun, dan digandrungi perempuan, nah..sang guru harus hati-hati memberikan pelajaran ini kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu tersebut.

Setelah diketahui barulah proses belajar di mulai, pertama-tama murid harus mewinten Brahma widya, dalam bahasa lontar NGERANGSUKAN KAWISESAN, dan hari baik pun tentunya dipilih oleh sang GURU.Tahap dasar murid diperkenalkan dengan AKSARA WAYAH atau MODRE, dalam hal ini tidak bisa dieja aksara tersebut BAKU !!! Selajutnya murid diRajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah...oleh sang guru, hal ini di lakukan di KUBURAN pada saat kajeng kliwon nyitan. SUMPAH...

Selesai dari proses ini barulah sang murid sah diajarkan oleh sang guru, ada 5 sumpah yang dilakukan di kuburan :
  1. hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru
  2. Selalu melakukan ajapa-ajapa dan menyembah SIWA Dan DURGA dalambentuk ilmu kawisesan,
  3. tidak boleh pamer kalau tidak kepepet, selalu menjalankan darma,
  4. tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh ( zina)
  5. tidak boleh menyakiti atau dengan carapapun melalui ilmu yang kita pelajari...
Mungkin karena peraturan no 4 ini sangat ditakuti akhirnya kebanyakan ilmu ini di pelajari oleh perempuan, sebab perempuan lebih kuat menahan nafsu birahi dari laki-laki. Di Bali yang namanya Rangda selalu indentik dengan wajah seram, tapi di jawa di sebut RONDO berarti janda, inilah alasanya kenapa dahulu para janda lebih menguasai ilmu pengeleakan ini dari pada laki-laki, dikarenakan wanita lebih kuat nahan nafsu... Pada dasarnya kalau boleh saya katakan ilmu ini berasal dari tanah Jawa, campuran aliran SIWA dan BUDHA, yang di sebut dengan BAJRAYANA.


TINGKATAN PELAJARAN...

  1. Tingkat satu kita diajari bagaimana mengendalikan pernafasan, di bali dan bahasa lontar di sebut MEKEK ANGKIHAN, atau PRANAYAMA.
  2. Tingkat dua kita diajarkan VISUALISASI, dalam ajaran ini di sebut "NINGGALIN SANGHYANG MENGET"
  3. Tingkat tiga kita diajarkan bagaimana kita melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, di ajaran ini di sebut "PENGRAKSA JIWA".
  4. Tingkat empat kita diajarkan kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga di sebut MUDRA, karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton di bilang "NENGKLENG" (berdiri dengan kaki satu). Mudra yang kita pelajari persis seperti TARIAN SIWA NATA RAJA.
  5. Tingkat lima barulah kita diajar MEDITASI, dalam ajaran pengeleakan disebut "NGEREGEP", yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang...atau ngereh, dan ngelekas..
  6. Tingkat enam kita di ajarkan bagaimana melepas roh (MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SANDA IDEP) melalui kekluatan pikiran dan batin dalam bahasa sekarang disebut LEVITASI, berada di luar badan. Pada saat levitasi kita memang melihat badan kita terbujur kaku tanpa daya namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus, dan di sinilah orang disebut berhasil dalam ilmu leak tersebut, namun..ini cukup berbahaya kalau tidak waspada dan kuat iman serta mental kita akan keliru, bahkan kita bisa tersesat di alam gaib. Makanya kalau sampai tersesat dan lama bisa mati, ini disebut mati suri, maka begawadgita benar sekali, ( apapun yang kamu ingat pada saat kematian ke sanalah kamu sampai... dan apapun yang kamu pikirkan begitulah jadinya)
Tentu dalam pelajaran ini sudah pasti dibutuhkan ketekunan, puasa, berbuat baik, sebab ilmu ini tidak akan berhasil bilamana dalam pikiran menyimpan perasaan dendam, apalagi kita belajar ilmu ini untuk tujuan tidak baik saya yakin tidak akan mencapai tujuannya. Kendati demikian godaan selalu akan datang seperti, nafsu sek meningkat, ini alasanya kenapa tidak boleh makan daging kaki empat, dan kita diajurkan tidur di atas jam 12 malam agar konisi agak lemah sehingga nafsu sek berkurang..kata guru saya kalau ada orang mempelajari leak tidur sore-sore disebut LEAK SANJE didoktrin, padahal menurut saya agar kondisi agak lemah saja. Dan tengah malam tepat jam 12 kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas roh, tapi di ajurkan yang deket-deket dulu, jangan coba-coba shoping ke MONAS dari BALI...he,he.. yach...paling-paling ke parit, sawah, atau ke sungai,..

Celakanya apabila kita melepas ROH pas lewat di rumah tetangga yang sedang mempunyai BAYI otomatis bayi tersebut pasti terbangun dan menagis teriak-teriak, hal ini disebabkan frekwensi bayi sama seperti kita. sebab bayi masih peka banget. Bayi tersebut tidak takut cuma kaget aja ada SEPLETERAN yang lewat, kayak handphone adu signal dan blenggg...inilah yang dikatakan sama orang awam bahwa bayi itu di "AMAH LEAK" padahal tidak. Maka dari itu dalam dunia leak, ada aturan dilarang keras untuk lewat atau berada di keluraga yang mempunyai bayi untuk melepas ROH.. (ngelekas, ngereh). Nah...bagi yang jahil tidak tertutup kemungkinan melepas roh dan mondar mandir di depan rumah orang yang punya bayi, ini yang sering terjadi di BALI, sehingga leak namanya rusak banget dan di tuduh nyakitin. Apalagi ada orang sakit keras, kita iseng lewat atau sekedar jenguk melalui ROH sudah dipastikan orang tersebut kaget dan bisa jadi denyut jantung berhenti, alhasil MATI inilah hal-hal yang oleh orang awam di katakan bahwa leak itu jahat...makanya sang balian yang bijak akan memagari rumah orang sakit atau yang punya bayi itu dengan aksara tertentu, yang artinya sebagai SIMBOL PARA PENGANUT LEAK DILARANG MASUK !!!

Apabila ini di langgar perang atara leak dan balian pun terjadi masalah kalah dan menang tergantung sapa yang mumpuni, disini tidak lagi berbicara dari fakultas mana, atau universitas mana tapi sudah PERANG KAWISESAN
Nah inilah yang sering terjadi di Bali yang di sebut dengan SIAT PETENG, pada umumnya dari pihak leak yang sering kalah, sebab leak tidak mempelajari ilmu menyerang..namun ilmu bertahan, sedangkan balian bisa saja ngiwa tengen, positif negatif..udah pasti dia yang menang, nyakitin bisa, ngobati juga bisa, ini yang di sebut balian ngiwa tengen...

Pada umumnya, penganut ilmu leak (ngisinin jengah).. sehingga terpacing emosi, inilah kelemahanya apabila itu terjadi sudah dipastikan ilmu hitam yang menang sebab emosi adalah makanan ilmu hitam... Kalau penganut ilmu leak memegang teguh janjinya dia tidak akan berontak bilamana terpancing emosinya, malah dia mendoakan dan memaafkan sudah pasti dia yang menang..sebab itulah dasar ilmu leak tersebut, sabar dan darma untuk mencapai tujuan.


SANGKEPAN LEAK....

Kata ini juga sering kita denger sehingga timbul pertanyaan apakah LEAK ada rapatnya, atau REUNI, serta bagi ibu-ibu ARISAN LEAK, TEMPEK INI, DAN ITU, he,he,hahhha.. Yang bener adalah dalam dunia leak sama seperti perkumpulan spiritual, pada hari-hari tertentu pada umumnya KAJENG KLIWON, kaum leak mengadakan puja bakti bersama memuja SIWA, DURGA, BERAWI, biasanya di pura dalem atau di Kuburan, Prajapti.. dalam bentuk NDIHAN, bukan kera, anjing, dan lain-lain.

Saya tekankan lagi sekali ilmu leak bukan ilmu merubah wujud, jadi kalu ada yang bilang melihat KERA, PITIK BEGIL dan lain-lain itu yang melihat kena sihir, akibat biasa nonton PERCAYA GA PERCAYA, atau UJI NYALI... jadi kata sangkepan leak bisa dibenarkan namun..sesungguhnya bukan rapat tapi puja bakti, hanya itu !!! dan hal ini sekarang sudah langka baget..sebab para leak udah pindah ke kota semua he..he..apalagi sekarang banyak LEAK MATAH...he,he, berbuat jahat mengatasnakaman kebenaran tuk mencapai tujuan


KEKUATAN LEAK TERLETAK PADA SIHIRNYA...

Baru-baru ini saya dishoting oleh stasiun TV Saswta Jakarta, dan maaf saya tidak sebutkan, sebagai uji coba bisa ga di shot oleh kamera. Saya tahu beberapa orang yang mencela serta apriori dengan ilmu leak, terutama kru TV tersebut, di sinilah kelemahan orang tersebut bagi saya...lalu saya suruh menatap mata saya, dan baca mantra..abrakedabra...tiga kru TV lari..sambil menjerit...katanya dia melihat saya kayak patung Rangda, yang kebetulan sebelum shoting saya ajak ke pasar SUKAWATI untuk liat-liat patung-patung meyeramkan itu...he,he he..sedangkan ada lagi 3 orang yang saya tahu imannya cukup bagus, dia melihat saya biasa-biasa aja....

Makanya TIDAK GAMPANG NGELEAKIN ORANG, apalagi orang tersebut kuat iman, rajin meditasi, berdoa, sampe berbuih pun mulut kita komat-kamit baca mantra, gak bisa bikin takut, paling-paling diledekin, kok tidak berubah....he he he he..

Makanya cobalah SEMETON tanya dan kumpulkan 10 orang pernahkah mendengar leak..jawbnya PERNAHHHHHHH...pernakah melihat leak.. TIDAKKKKKKKK... tidak setiap orang mampu melihat leak dan tidak setiap leak berkuasa atas diri orang lain.


DASA AKSARA BUKAN DASAR ILMU LEAK...

Pernah mendengar dasa aksara atau yang umum di jabarkan sebagai berikut: SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, YANG. ilmu ini adalah dasar dari sepuluh prana atau DASA BAYU.. dasa aksara ini mempunyai arti memuliakan dewa SIWA, seperti SAGORA, BAMADEWA, TATPURUSHA.. dan selanjutnya. Dasa aksara ini murni dibawa oleh aliran SIWA SHIDANTA dan bagian untuk mencapai pencerahan batin melalui aksara tersebut, hasilnya hampir mirip sama-sama mengeluarkan CAHAYA namun tidak spesifik.. Sedangkan PANCA GNI WIJAKSARA, sangat spesifik sekali, SAYANG...SEMETON..saya tidak berani katakan sebab ini bagian dari sumpah saya...untuk tidak mengatakan hal ini, kecuali semeton mau belajar...he,he...

Dasa aksara lebih banyak akan mengakses kedunia kerohanian bukan KEWISESAN (KEBIJAKSANAAN) ...sehingga dasa akasara ini akan mencapai puncaknya apabila seseorang memurnikan batinya melalui dasa yama brata, dan ini murni ilmu krohanian...

Jadi demikian semeton yang bisa saya sampaikan, mudah mudahan tulisan ini menambah wawasan di bidang ilmu leak sehingga besok-besok kita tidak MILU_MILU TUWUNG mengatakan LEAK itu jahat..atau tanpa tahu sebabnya kita getok KULKUL supaya banjar datang tuk menggerebeg orang yang di katakan bisa NGELEAK. Seperti kata semeton juga, YA SAKTI SANG SAJANA DARMA RAKSAKA, orang yang bijaksana pasti berpegang teguh pada DARMA, dan orang yang berpegang darma sudah pasti bijaksana.

Orang yang sakti belum tentu suci hatinya, namun orang yang suci sudah pasti SAKTI tingkah lakunya, jaman sekarang sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, kecuali bertanya pada kedalaman hati kita masing-masing... sebuah lentera akan padam apinya, apabila minyaknya megering, namun jangan pernah padamkan api rohani dan kebersamaan melalui persahabatan...

*Tks to Adek*

Ajaran Dharma...


Om Awignamastu Namah Sidham,
Om Swastiastu...

Di dalam hidup ini kita biasanya sering melakukan tindakan yang diluar kontrol diri kita sehingga kadang-kadang sampai lewat batas. Banyak diantara kita yang sering berlaku egois dan mau menang sendiri tanpa melihat kondisi dan keadaan sekeliling kita, sehingga sering tingkah laku kita diluar jalur-jalur kebaikan yang biasa disebut dharma.

Di dalam Agama Hindu ada dua Ajaran yang sangat sederhana namun memiliki makna yang sangat mendalam dan saya sendiri sangat menyukainya (sampai sekarang masih berusaha untuk menerapkannya). Dua Ajaran tersebut diantaranya Tatwamasi dan Tri Kaya Parisudha.

Tatwamasi itu sendiri kalo tidak salah memiliki arti "Engaku adalah Aku" (saya ngak tahu secara pastinya diambil dari bahasa apa, tapi itu point yang saya sempat baca-baca di beberapa buku). Sesuai dengan ajaran itu, kita diajarkan untuk berusaha menghargai orang lain. Kita belajar menempatkan diri seperti lawan yang kita maksudkan. Saya sendiri ambil istilah (dikutip dari sebuah seminar) "menyatukan sudut pandang". Kalau sudut pandang sudah sama, maka kemungkinan terjadinya konflik itu tidak ada. Contoh nyatanya seperti disaat kita ingin menyakiti seseorang, coba kita bayangkan seolah-olah kita yang menjadi orang tersebut atau berada pada posisinya. Bayangkan perasaan dan rasa sakit yang akan kita terima (jadi cukup simple kan --menurut saya sih--).

Jadi dari ajaran ini kita diharapkan bisa belajar untuk saling mengerti dan memahami antara satu sama lainnya dalam hidup kita sehari-hari. Untuk bisa saling mengerti dan memahami inilah yang paling sulit kita lakukan karena kita biasanya masih memiliki ego yang selalu menghinggapi diri kita.

Selain itu ajaran seperti Tri Kaya Parisudha juga tidak kalah pentingnya. Ajaran ini memiliki arti tiga perilaku yang baik diantaranya berfikir, berkata-kata dan berbuat yang baik. Segala perilaku itu biasanya dimulai dari pikiran, jadi dengan memahami ajaran ini kita mulai melatih pikiran kita selalu berfikir positif dan tidak mencari-cari kesalahan atau hal-hal yang tidak baik.

Dengan berfikir yang baik dan positif, kita diharapkan akan bisa melihat kebenaran yang sebenarnya tanpa mencari kesalahan pihak lain untuk mendapatkan kebenaran itu. Setelah itu dilanjutkan dengan berkata-kata yang baik.

Dari ajaran ini kita diharapkan untuk selalu menjaga perkataan, jangan sampai dari perkataan yang kita ucapkan bisa menimbulkan sakit hati, amarah dan perasaan dendam. Lidah dan perkataan itu ibaratnya pisau bermata dua yang bisa berguna untuk kebaikan dan juga bisa mencelakai diri kita sendiri. Untuk itu akan sangat baik kalo kita bisa menjaga ucapan kita agar tidak sampai mencelakai diri kita sendiri apalagi sampai mencelakai orang lain.

Selanjutnya dalam ajaran tersebut mengajarkan kita untuk menjaga sikap dan tingkah laku atau perbuatan. Kita diharapkan mampu selalu berbuat baik pada diri kita dan lingkungan sekitar baik itu manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian keseimbangan alam dan kedamaian akan dapat tercipta secara tidak langsung.

Dengan hanya mengamalkan ajaran-ajaran itu dengan benar, niscaya kedamaian dunia dan akhirat akan bisa kita peroleh. Yang perlu dipahami dalam ajaran ini adalah nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalamnya. Jadi seutuhnya nilai-nilai ajaran ini tidak diperuntukkan bagi umat Agama Hindu saja melainkan seluruh umat manusia agar selalu dapat hidup berdampingan dan selalu menjaga keseimbangan alam semesta dalam kehidupan ini.

Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan tidak hanya bagi saya sendiri, tapi juga bagi orang-orang yang membacanya. Saya hanya manusia biasa yang masih belum mampu mengamalkan ajaran tersebut secara sempurna, namun saya ingin berbagi pemahaman dengan orang lain dan semoga pemahaman ini bisa berkenan.....


Salam hangat.....
Om Shanti, shanti, shanti Om.....

iKetut